Selasa, 09 Maret 2010

Perbuatan Masa Lalu Menentukan Hidup Sekarang

Ada sebuah toko pakaian di Hangzhou. Pada saat pemiliknya berusia 50 tahun, ia telah berbisnis dalam bidang itu selama beberapa dekade. Sayangnya, ketamakannya tidak berkurang seiring usianya yang bertambah.

Tetangga persis dibelakang toko itu adalah keluarga miskin yang hidup jadi tukang cuci pakaian. Satu-satunya cara mereka keluar-masuk rumah mereka adalah melalui pintu samping toko pakaian. Pada suatu malam, amukan api menyambar lingkungan itu dan mulai merembet ke toko pakaian tersebut. Keluarga miskin itu terbangun, berusaha keluar dari pintu samping toko yang terkunci, dan berteriak minta bantuan, karena pintu samping toko itu merupakan jalan keluar mereka satu-satunya. Namun pemilik toko tidak sempat memperhatikan mereka karena sibuk memindahkan barang-barang jualannya keluar toko, ia tidak membukakan pintu samping agar tetangganya bisa menyelamatkan diri. Ketika seluruh barang jualannya berhasil diselamatkan ke luar, api telah menghanguskan bangunan toko serta rumah tetangga disampingnya itu, keluarga miskin yang tak bisa menyelamatkan diri itu tewas terpanggang.



Satu tahun kemudian, pemilik toko tiba-tiba meninggal, lalu pada suatu malam, putranya memimpikan ayahnya, yang mengatakan kepada dia:

“Karena keegoisan papa, tetangga kita meninggal saat kebakaran berlangsung setahun yang lalu. Raja neraka melarang saya reinkarnasi menjadi manusia pada kehidupan berikutnya, dan dihukum terlahir sebagai babi di rumah petani. Ada empat anak babi yang lahir besok, saya adalah babi dengan tanda bercak. Tolong beli saya dari petani itu supaya saya tidak hidup di tempat kotor dan disembelih di rumah potong.” Setelah ia membuat pengakuan itu dihadapan anaknya, ia mulai menangis tersedu-sedu.

Setelah putranya bangun dari tidur, ia merasakan mimpi itu terlalu nyata. Ia mengikuti perintah ayahnya di dalam mimpi dan pergi ke rumah petani yang ditunjukkan, dan ternyata benar, hari itu seekor induk babi melahirkan 4 anak babi, dan ada satu anak babi yang paling kurus, kecil dan berbercak memandang puteranya dengan pandangan mata memohon dan melolong-lolong. Tanpa ragu lagi, putranya membeli anak babi tersebut dari si petani, dan mempersiapkan kamar untuknya. Ia juga menyuruh seorang pelayan untuk melayani anak babi. Anak babi itu dimandikan setiap hari agar tetap bersih dan wangi dan diberikan makanan enak seperti manusia. Dengan kata lain, putra nya memperlakukan anak babi seperti almarhum ayahnya.

Beberapa hari kemudian, putranya memimpikan ayahnya kembali. Sekarang ayahnya berkata, "Papa telah membuat dosa-dosa yang tak terampuni di dalam hidup disaat menjadi manusia, kekikiran dan ketamakan serta perbuatan papa yang merugikan atau menyakiti orang lain, telah menghasilkan karma yang sangat besar. Sekarang saya baru faham, di kehidupan ini saya terlahir sebagai babi adalah untuk membayar karma-karma tersebut. Saya tidak boleh hidup enak seperti manusia, karma tidak dapat dibayar lunas. Mulai sekarang, jangan beri makanan enak lagi, beri makanan sisa dan perlakukan saya seperti binatang babi pada umumnya. Bila tidak, di kehidupan selanjutnya, saya kembali akan menghadapi pembalasan karma ini. Setelah saya mati, baru saya mengerti hukum sebab akibat memang benar adanya, adalah hukum alam semesta yang berlaku bagi semua umat manusia. Semuanya sudah terlambat, saya hanya dapat menyesali apa yang saya pernah lakukan. Anakku, kamu masih menjadi manusia, masih punya kesempatan untuk melakukan hal baik. Jangan sia-siakan kesempatan menjadi manusia, jangan melakukan perbuatan buruk, dan perbanyaklah melakukan perbuatan baik."

Ada sebuah pepatah yang mengatakan, “Bila kita ingin tahu apa yang pernah dilakukan di kehidupan kita yang lalu, jawabannya adalah apa yang kita hadapi di kehidupan sekarang.

Bila kita ingin tahu bagaimana kehidupan kita di masa depan, lihat pada apa yang kita lakukan di kehidupan ini.”

Adalah sebuah hukum langit bahwa setiap orang akan memetik hasil dari apa yang pernah ditabur, perbuatan jahat menghasilkan kehidupan yang buruk, perbuatan baik menghasilkan berkah. Hukum Sang Sadar adalah belas kasih dan memberi kita kesempatan untuk melakukan hal baik. Ini suatu saat sangat penting bagi kita untuk memilih masa depan kita sendiri. Kita jangan pernah kehilangan kesempatan lagi, jangan melakukan karma apa saja, atau kita akan menyesal selamanya dan kita tidak pernah dapat kesempatan memperbaikinya. Jaga pikiran kita yang lurus. Sesuai dengan karakteristik alam semesta Sejati, Baik dan Sabar dalam kehidupan kita sebagai manusia. Dengan memahami hukum universal, manusia membuat sebuah pilihan yang bijaksana. (Micheael Anderson/Tales of Wisdom/ngrh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar